Sebar ribuan elpiji 12 kg, Pertamina yakin harga kembali normal

Sebar ribuan elpiji 12 kg, Pertamina yakin harga kembali normal

PT Pertamina (Persero) hari ini memasok elpiji 12 kilogram secara serentak ke wilayah Pulau Jawa bagian barat, khusus untuk menurunkan harga jual. Beberapa pekan terakhir, harga tabung gas besar itu naik gila-gilaan, di beberapa agen DKI Jakarta, ada yang menjualnya di kisaran Rp 90.000 hingga Rp 120.000, padahal harga resmi seharusnya Rp 78.000.

Juru bicara Pertamina Ali Mundakir menyatakan, kegiatan operasi pasar elpiji ini menggandeng 130 agen gas. Sebanyak 12.500 tabung elpiji 12 kg digelontorkan ke pasaran.

"Tujuan pelaksanaan operasi pasar Elpiji 12kg adalah untuk segera memulihkan harga di pasaran yang sampai saat ini dilaporkan masih ada yang menjual dengan harga tinggi," ungkap Ali dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Sabtu (15/6).

Dari total 12.500 tabung yang disebar, 3.500 tabung disalurkan ke wilayah Jabodetabek, sedangkan 9.000 tabung didistribusikan untuk daerah-daerah non Jabodetabek.

Ali menyatakan, dua hari lalu pihaknya sudah memasok tambahan 3.500 tabung elpiji 12 kg. Namun, tingkat serapannya di konsumen akhir rumah tangga sangat kecil, sehingga harga tetap tinggi.

"Hasil evaluasi kami dari operasi pasar kemarin menunjukkan tingkat penyerapan oleh masyarakat hanya sekitar 410 tabung atau sekitar 12 persen dari total tabung yang kami sediakan," ungkapnya.

Supaya tidak ada lagi spekulan, seperti yang sempat dituduhkan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, perusahaan pelat merah itu meminta masyarakat agar melaporkan agen yang menjual elpiji jauh di atas harga normal.

Laporan masyarakat dapat dilakukan dengan menghubungi telepon Pertamina di 021-500000 atau sms ke 0815-9-500000. Ali meminta konsumen langsung mengadu ke polisi jika meyakini ada penjual atau agen yang menimbun gas untuk bahan bakar kompor tersebut.

Selain gas 12 kg, masyarakat pekan lalu mengeluhkan harga gas subsidi 3 kilogram yang turut melonjak. Di Jakarta Timur dan Barat, banyak pedagang eceran menjualnya dengan harga Rp 16.000 per tabung. Bahkan, ada juga yang menjual dengan harga Rp 30.000 per tabung.

Atas kenaikan yang tidak terkendali itu, Karen Agustiawan enggan disalahkan. Dia justru menuding banyaknya agen-agen elpiji nakal yang memainkan pasokan dan harga. Hal itu yang akhirnya membuat elpiji di pasaran menjadi langka.

Karen menegaskan pihaknya sudah memetakan dan siap menindak tegas agen-agen nakal tersebut dengan mengurangi jatah kuota elpiji agen nakal.

"Dan kuotanya sudah kami hukum, kami kurangi (kuota agen). Ada beberapa agen yang kami mau putus," kata Karen di kantor Kemenko Perekonomian,