Teroris Ngumpet di Bogor

CIBINONG – Wilayah Kabupaten Bogor menjadi lokasi strategis bagi para pelaku teror untuk bersembunyi dan merencanakan aksi. Sebelumnya, dua terduga teroris yang berencana mengebom Kedubes Amerika di Jakarta, diciduk Densus 88 di dua lokasi terpisah, di Kecamatan Leuwiliang.

Kapolres Bogor, AKBP Asep Saprudin mengatakan, sebagai daerah yang berdekatan dengan ibukota negara, Kabupaten Bogor sangat memungkinkan dijadikan tempat teroris bersarang.“Tak menutup kemungkinan, garis kumpul dan garis perang di Jakarta, ada di Kabupaten Bogor,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.Untuk itu, lanjutnya, jajaran kepolisian hingga tingkat Babinkantibmas di desa, mendapat tugas khusus untuk mewaspadai pendatang yang tinggal di rumahrumah kontrakan. Asep mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan jajaran pemerintah untuk mendata setiap pendatang yang masuk.“Kami deteksi sedini mungkin, semua tamu wajib lapor dan harus jelas asal-usul serta tujuannya,” katanya. Selain memantau door-to-door, Polres dan Pemkab Bogor, kata Asep, dalam waktu dekat ini berencana akan me-launching program Pos Keamanan Desa (Poskamdes) Terpadu. Poskamdes, kata dia, diharapkan bisa menjadi posko bagi personel untuk memantau dan mencegah masuknya teroris hingga daerah terpencil.“Kami juga akan mengoptimalkan kembali, program 1 x 24 jam tamu wajib lapor,” katanya.Selasa (14/5), Tim Densus 88, kembali menangkap dua terduga teroris jaringan Depok, yakni Samidi alias Arifin dan Slamet alias Pilih Utomo. Keduanya ditangkap di Jawa Tengah. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Boy Rafli Amar, keduanya merupakan lulusan pelatihan teroris di Poso.Menurut polisi, Baderi merupakan Amir dari kelompok teroris di Beji, Depok. Kelompok ini berlatih militer di Poso bersama Santosa, dan cenderung merangkul orang-orang dari Jawa Tengah.