Analisis Final Liga Champions 2013: Pengalaman Muenchen Menjadi Kunci



Akhirnya partai final Liga Champions musim 2012/2013 telah rampung dengan melahirkan Bayern Muenchen sebagai juara. Gelar kelima Muenchen sepanjang sejarah ini sekaligus menjadi pelipur lara bagi mereka setelah dalam dua kesempatan final terakhir selalu gagal, baik di tangan Inter Milan pada 2010 dan Chelsea di edisi 2012. Pertemuan dua tim asal Jerman ini memang sudah ditunggu-tunggu mengingat performa luar biasa mereka sepanjang turnamen. Dan di babak final kemarin, mereka benar-benar memanjakan mata penggemar sepak bola dengan sebuah tontonan luar biasa. Kedua pelatih, baik Jupp Heynckes di kubu FC Hollywood maupun Juergen Klopp di kubu Die Borussen sama-sama mengusung pola 4-2-3-1. Heynckes memasang susunan pemain yang sama seperti saat Muenchen mengalahkan Barcelona. Dengan pertimbangan kecepatan, Jerome Boateng dipilih untuk mendampingi Dante Bonfim. Sementara dua full-back agresif Phillip Lahm dan David Alaba melengkapi kuartet lini pertahanan melindungi penjaga gawang Manuel Neuer. Javi Martinez-Bastian Schweinsteiger menjadi duet gelandang pivot dinamis dengan pembagian tugas yang cukup spesifik. Javi Martinez diberi tugas sebagai gelandang jangkar, sementara Schweini diberi tugas sebagai pengumpan. Arjen Robben dan Frank Ribery dipercaya bermain melebar, sementara Thomas Mueller bermain dibelakang penyerang utama, Mario Mandzukic. Di kubu Dortmund, Klopp juga memilih susunan pemain yang sudah banyak diduga. Dua gelandang Sven Bender dan Ilkay Gundogan menjadi kunci permainan dibelakang tiga gelandang serang dinamis. Cederanya Mario Goetze membuat Kevin Grosskreutz tampil sebagai starter di sayap kiri. Ia bersama Jakub Blaszczykowski mengapit Marco Reus di posisi gelandang serang. Di posisi penyerang tengah, Robert Lewandowski menjadi andalan.

Jalannya Pertandingan 
Meski secara kualitas individu masih dibawah lawannya, Dortmund memulai laga dengan lebih baik. Dalam 10 menit pertama, Dortmund telah mampu menciptakan peluang lewat efektivitas permainan mereka. Dortmund seperti biasa memainkan pressing dengan garis pertahanan yang tinggi untuk menekan pemain-pemain Muenchen yang sangat baik dalam penguasaan bola. Upaya tersebut cukup membuahkan hasil karena duo Schweini dan Martinez dipaksa lebih banyak melapis dua bek tengah dan menjemput bola hingga ke garis pertahanan sendiri. Arjen Robben dan Frank Ribery juga cukup banyak dipaksa bertahan lebih dalam di babak pertama ini mengingat agresivitas serangan sayap Dortmund yang luar biasa. Meski demikian, gencarnya serangan Dortmund yang melahirkan beberapa peluang gol kerap menimbulkan celah di pertahanan mereka, contohnya ketika umpan Thomas Mueller meloloskan Arjen Robben. Sayangnya peluang emas ini masih mampu diblok dengan baik oleh Roman Weidenfeller. Meski hingga peluit akhir babak pertama kedudukan masih tanpa gol, namun bukan berarti laga berlangsung membosankan. Penampilan gemilang kedua penjaga gawang adalah faktor yang membuat skor imbang tanpa gol di babak pertama ini. Statistik di babak pertama menunjukkan penguasaan bola mutlak milik Muenchen dengan perbandingan 63% berbanding 37%. Penguasaan bola memang berangsur memihak Die Roten seiring meningkatnya kepercayaan diri mereka hingga mampu keluar dari tekanan. Namun secara penciptaan peluang, Dortmund lebih efektif karena mampu melepas lima tembakan mengarah ke gawang, berbanding tiga milik Muenchen. Sedikit modifikasi dilakukan oleh Heynckes di babak kedua. Posisi Arjen Robben digeser lebih ke tengah dengan Thomas Mueller diinstruksikan untuk bergerak ke segala arah. Bukan tanpa alasan, namun kemampuan Mueller dalam mencari posisi yang bebas memang kelebihan yang menonjol dari pemain ini. Terhitung dua kali Mueller mampu lolos dan tinggal berhadapan dengan Weidenfeller, namun kedua peluang tersebut masih gagal membuahkan gol. Selain itu, Muenchen juga bermain lebih direct dengan banyak melakukan umpan panjang. Situs Whoscored.com menunjukkan bahwa Muenchen secara total mengirimkan 71 umpan panjang, berbanding 58 milik Dortmund. Mereka juga lebih berani melakukan umpan-umpan terobosan, dengan total 7 percobaan. Perubahan ini mengubah jalannya laga menjadi milik Muenchen. Kecepatan Robben dalam menggiring bola mampu menarik duet bek Mats Hummels dan Neven Subotic keluar dari posisi mereka. Kombinasi umpan panjang tersebut mampu dimanfaatkan oleh Mueller dan Mandzukic yang memiliki kemampuan menahan bola yang baik. Gol pertama Bayern diawali dengan kontrol yang baik dari Mandzukic atas umpan panjang dari belakang, yang kemudian ia umpankan kepada Ribery. Kemudian dengan umpannya, ia membelah pertahanan Dortmund untuk kemudian meloloskan Robben. Pemain kidal asal Belanda inilah yang kemudian mengirim umpan mendatar yang memudahkan Mandzukic untuk mencetak gol. Kehilangan Goetze memang cukup berpengaruh bagi Dortmund. Tidak banyak pilihan lain bagi mereka selain mengandalkan terobosan-terobosan Reus maupun kemampuan Lewandowski dalam membuka ruang. Salah satu upaya Reus terpaksa dihadang Dante dengan brutal di kotak penalti, yang kemudian dieksekusi dengan dingin oleh Gundogan. Gol balasan ini tidak mengubah pendekatan permainan Muenchen. Mereka memang memiliki mental juara yang menjadikan mereka tetap bermain seperti biasa. Kelelahan yang juga dialami pemain-pemain Dortmund juga menjadikan tim ini tidak mampu mengulangi intensitas tekanan mereka seperti di babak pertama. Disaat banyak orang menduga pertandingan ini akan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu, Ribery dan Robben kembali beraksi. Menerima umpan panjang, Ribery dengan cerdas mampu melihat Robben yang berlari menanti umpan terobosan. Dengan sebuah umpan melalui tumit, Ribery meloloskan Robben dari kawalan pemain-pemain belakang Dortmund, yang kemudian dengan dingin mampu menaklukkan Weidenfeller.

Pengalaman dan Mental Juara Muenchen 
Pada akhirnya,pengalaman dan mental juara yang membawa Muenchen memenangi laga seru ini. Perubahan taktik di jeda laga membuat Muenchen dominan sehingga serangkaian peluang mampu mereka kreasi. Jika bukan karena kecemerlangan Weidenfeller, Bayern akan mungkin sudah mencetak 2-3 gol tanpa menunggu lama. Meski sempat mendapatkan tekanan, lalu kedudukan sempat disamakan, namun mereka tetap tampil dengan tenang dan fokus. Kekalahan di dua partai final sebelum ini memang membuat tim ini sangat siap menghadapi segala situasi. Kemenangan Muenchen juga berarti besar bagi seorang Arjen Robben. Setelah sempat diuji kekuatan mentalnya lewat gagalnya pemanfaatan serangkaian peluang emas, Robben menunjukkan pada semua orang bahwa kesabaran dan kegigihan upaya akan membawa hasil yang manis.